About Me

Foto Saya
M Yaqub Mubarok
Alumni PP Ta'mirul Islam, Surakarta. Saat ini saya, dengan bantuan beasiswa PBSB dari kemenag, sedang menempuh studi S1 Konsentrasi Ilmu Falak di IAIN Walisongo Semarang.
Lihat profil lengkapku

Pengunjung

Serangan 1 Suro

26 November 2011 selepas Maghrib, Malam Satu Suro,
Kelurahan Cepoko, Gunung Pati, Semarang, petang itu tidak seperti biasanya. Di beberapa sudut kampung tersebut terlihat hiruk pikuk para warganya. Seakan akan menghadapi peristiwa yang sangat besar beberapa warga bahkan terlihat berwira-wiri sambil membawa peralatan berbahan Logam menuju salah satu sudut kampung ini.
Pasukan SABAB LAZISBA pada waktu itu juga sedang mengadakan pertemuan dan latihan khusus tidak jauh dari lokasi keramaian tersebut. Kebetulan aku adalah salah satu anggota dari pasukan tersebut. Karena tidak tahu menahu mengenai sebab keramaian tersebut ditambah kami juga masih punya segudang jadwal kegiatan yang harus diselesaikan malam itu, kami pun memilih untuk tidak ambil pusing mencari tahu ada apa dengan warga sore itu.
Beberapa saat kemudian, tepatnya pada saat break seusai sesi latihan penumpasan nasi bungkus, Jendral Slamet Surahmat A.K.A Abu Aqso, pemimpin pasukan kami, mengumumkan perihal penyebab hiruk-pikuk para warga tersebut. Beliau mengumumkan bahwasanya dikampung Cepoko ini ada suatu tradisi yang biasa dilakukan oleh para warganya setiap malam satu Suro. Setiap malam satu Suro, warga biasanya melakukan pertempuran besar dibeberapa sudut kampung tersebut. Namun sayang, malam itu sesepuh kampung bak kebakaran jenggot, karena para pemuda kampung yang diharapkan bisa ikut berjuang dalam pertempuran malam itu justru banyak yang melarikan diri, karena malam itu juga bertepatan dengan malam minggu, #malamnya para pemuda. Oleh sebab itu, malam itu kami pasukan SABAB mendapat kehormatan untuk ikut serta membantu perjuangan para warga dalam petempuran tersebut.
Sebenarnya bukanlah suatu yang berat bagi pasukan kami untuk menghadapi pertempuran tersebut, namun karena beberapa saat sebelum undangan itu diumumkan kami justru melakukan sesi latihan penumpasan nasi bungkus yang cukup menguras tenaga, selain itu juga kami juga memiliki agenda yang bersamaan dengan pertempuran. Sehingga akhirnya setelah diadakan rapat yang sangat alot selama beberapa ratus detik, akhirnya diambil keputusan untuk mengirimkan dua prajurit yang dianggap masih mempunyai cukup tenaga untuk membantu para warga memenangkan pertempuran.
Prajurit Umar Setiawan AKA Cak Awang dan aku, yang akhirnya dipilih untuk mengikuti pertempuran akbar tersebut. Dipimpin oleh Sersan Ni'am AKA Choirul Azam AKA Suparlan, prajurit pinjaman dari MARKAS Lazis Jateng, kami berangkat menuju lokasi pertempuran yang berjarak kurang lebih sekitar seribu tiga ratus centimeter dari posko kami.
Sejujurnya, tidak mudah bagi kami untuk mengemban tugas ini, karena tenaga kami telah banyak terforsir ketika sesi penumpasan nasi bungkus sebelumnya. Nasi bungkus yang masing-masing kami hadapi setidaknya sudah cukup menghabiskan ruangan dalam lambung kami, belum lagi ditambah dengan nasi bungkus milik mbak Rini yang kami berdua habisi bersama prajurit Burhan dan prajurit Adib karena mbak Rini merasa kewalahan menghadapinya. Namun karena karena semangat juang kami dan didorong oleh keinginan luhur, meskipun tenaga telah banyak terforsir, dengan sisa-sisa ruangan dilambung kami, kami memutuskan untuk siap berjuang hingga titik nasi penghabisan.
***

Sesampainya kami dilokasi pertempuran, kami disambut oleh kami disambut oleh Pak RT selaku panglima perang petang itu, beberapa pejuang senior, dan beberapa veteran perang yang masih bersedia hadir menyaksikan pertempuran. Disana kemudian pak RT dengan segera menunjukkan kepada kami medan pertempuran malam itu sembari berkata "wah, mas.... mbok temen-temen yang laine diajak juga tho , ki ra bakal enthek ki nek mung wong semene" ==> (Translate: wah, mas.... harusnya temen-temen yang lainnya diajak juga donk, ni ga bakal habis kalo cuma dihadapi orang segini)
Betapa tercengangnya kami ketika melihat jumlah lawan kami yang amat sangat banyak (meskipun juga terlihat lezat), ARGGGGHH..... It's seems so hard, It's really so much....
"Okelah pak, tenang ...kami akan segera mencari bala bantuan", kataku seketika itu.
Kemudian akupun segera berlari sekuat tenaga menuju posko kami. Sesampainya di posko dengan napas terengah-rengah aku jelaskan mengenai keadaan medan pertempuran. Singkat cerita setelah penjelasanku tersebut, akhirnya diriku kembali ke medan pertempuran dengan membawa satu kompi pasukan lagi.
***
Saat-saat yang dinanti akhirnya datang juga, setelah melakukan persiapan yang matang, dan dengan susunan formasi yang cukup rapat. Akhirnya pertempuran pun dimulai.
Pada awal pertempuran pasukan kami terlihat cukup menguasai medan pertempuran, satu persatu musuh dibabat habis. Nasi anget, mie goreng, sayur sawi, telor goreng, tahu goreng, urap dan ikan asin ketika itu harus rela tercabik-cabik oleh keganasan pasukan kami. Namun, karena memang jumlah musuh yang kami hadapi begitu banyak dan tidak sebanding dengan jumlah prajurit kami, lama-kelamaan pasukan kami pun satu persatu mengangkat tangan dan meninggalkan medan pertempuran secara teratur.
Aku, pak RT dan seorang prajurit senior adalah pejuang yang masih tersisa dimedan pertempuran. Dengan sisa-sisa tenaga kami, kami pun masih terus membabat musuh-musuh kami meskipun semakin lama terasa semakin lambat pergerakan kami. Sebenarnya lambung sudah terasa tidak kuat, namun karena begitu nikmatnya perjuangan malam itu, diriku masih terus membabat musuh tersebut bersama kedua prajurit lokal  tersebut. Sampai akhirnya pada menit ke-18, ketika diriku sudah merasakan kehilangan tenaga dan tak mampu lagi meneruskan pertempuran, akupun menyerah. Aku lambaikan tangan ke arah sorot lampu badai yang dibawa pak RT, sebagai tanda bahwa aku sudah menyerah, kemudian meninggalkan medan pertempuran, sehingga tinggal Pak RT dan kawannya sajalah yang masih terus bertempur.
Akhir cerita, dengan langkah terseok-seok karena over loading di lambung, aku bersama teman-teman pasukan SABAB kembali ke posko kami.
           
***

0 Orang Protes: