About Me

Foto Saya
M Yaqub Mubarok
Alumni PP Ta'mirul Islam, Surakarta. Saat ini saya, dengan bantuan beasiswa PBSB dari kemenag, sedang menempuh studi S1 Konsentrasi Ilmu Falak di IAIN Walisongo Semarang.
Lihat profil lengkapku

Pengunjung

Sate Galak, Doyan atau Gragas (Idul Adha 1432 H)

Ahad sore (06/11/2011) menjelang solat Maghrib kepalaku masih agak pusing, badan kerasa anget banget. Bukan karena habis kehujanan (la wong ga pergi kemana2 gimana bisa kehujanan), bukan pula gara-gara telat makan seperti biasanya. Namun justru mungkin gara-gara Over dosis makannya. (loh... koq bisa Over Dosis, kayak obat aja)Ya ... aku bilang over dosis, soalnya tadi siang emang kenyataannya aku makan daging kambing melebihi porsi sewajarnya kalo kita beli sate kambing di warung-warung.
#hemmm... gthu yah... emang gimana ceritanya koq bisa sampe makan daging kambing segithu banyaknya??
Begini ceritanya....
Hari ini adalah hari raya Idul Adha 1432 H, seperti Idul Adha sebelumnya pondok kami (PP. Daarun Najaah) mendapatkan kiriman kambing kurban untuk disembelih bagi para santri. 
#entah dari dermawan darimana ataukan dari Mbah Yai sendiri, aku pun kurang tahu-menahu mengenai asal muasal kambing kurban tersebut, sing penting mangan hehe... 
Selepas solat idul adha, dipimpin oleh Mr. Maskoen dan atas pengawasan Supervisor kami yang telah berpengalaman bidang belih-menyembelih dan sate-menyate daging kambing, Mr. Fadholi, kami memulai ritual (mbuh bahasane cocok po ora) pemotongan kambing kurban yang telah menunggu takdirnya dari kemarin siang. Dengan disaksikan oleh sejumlah santri, kambing lugu tersebut akhirnya disembelih oleh "siapa aku ga tahu" (hehe ... soalnya pas nyembelih aku lagi sarapan di Warung Mami Toem sih...), yang kemudian ditelanjangi oleh para ahli bedah kambing (dadakan) yang masih sangat amatir sekali (nah kalo ini aku ngeliat, sampai ikut bantu matahin kaki kambing naas itu juga). Oleh karena itu harap maklum apabila ternyata kulit si kambing tersebut sobek disana-sini, # Malpraktek. 
Singkat cerita, setelah daging kambing selesai dipotong-potong, dan dipisahin dari tulang-tulangnya. (aku melu motong-motongnya juga loh yah...) Sebagaimana planning pertama, akhirnya kami pun memutuskan untuk mengolah daging tersebut menjadi sate dan gule kambing. Namun dalam prakteknya, ternyata ga sesuai dengan planning yang ada. Karena besarnya minat para santri dalam menyantap daging sate, dan karena terbatasnya daging yang ada pada saat itu serta adanya berita bahwa nanti siang para pondok akan mendapatkan jatah daging dari masjid. Akhirnya berdasarkan dekrit Mr. Fadholi (yang diputuskan berdasarkan aspek sosiologis dengan menggunakan teori hukum progresifnya Prof. Sadjipto Rahardjo) kemudian diputuskan bahwa para santri diperbolehkan untuk menyatehanguskan seluruh daging yang ada tanpa terkecuali.

Dengan bumbu seadanya ditambah Resep Rahasia "the krikils" sebagai bumbu crispynya (daging da dicuci, soalnya emang ga dicuci, coz kalo dicuci konon dagingnya kurang enak), daging kambing tak berdosa itupun kami panggang satu persatu oleh Tukang Sate Profesional yang didatangkan langsung dari Madura yang dibantu oleh asistennya yang berasal dari Pemalang (yang terlihat cukup berpengalaman terlihat dari kulitnya yang agak gosong, seakan keseringan kena panas bara api panggangan sate). Aku sendiri pada saat itu menduduki jabatan sebagai pemixer bumbu, bersama dengan peracik bumbu yang didatangkan langsung dari pedalaman Kalimantan.
Akhirnya pada pukul 11.30 menjelang dhuhur, setelah perjuangan berdarah-darah (darah kambing maksudnya) selama beberapa jam, seluruh daging kambing selesai kami olah menjadi SATE. Para santri yang tadi bersama-sama bersusah payah mengolah kambing kurban tersebut  pun mulai berkumpul di aula pondok. Rasa capek dan lelah kemudian terbayarkan ketika kami bersama-sama menyantap sate-sate kambing tersebut. Ditemani dengan nasi hangat yang telah tersedia di nampan-nampan plastik, dalam hitungan menit sate-sate kambing tersebut pun habis tanpa sisa. 
#Wuiiih .... sadis men.... satu kambing, satu kali makan? GILA.... doyan apa Nggragas bos?
--- bukan doyan, bukan nggragas tapi kami menyebutnya SATE GALAK, (sing galak sing mangan.... hehehe)

0 Orang Protes: