About Me
- M Yaqub Mubarok
- Alumni PP Ta'mirul Islam, Surakarta. Saat ini saya, dengan bantuan beasiswa PBSB dari kemenag, sedang menempuh studi S1 Konsentrasi Ilmu Falak di IAIN Walisongo Semarang.
Pengunjung
QUICK UPDATE; Cerita Pengukuran Arah Kiblat Mushola SPBU Siliwangi
Sedikit cerita mengenai pengukuran arah kiblat yang saya lakukan bersama teman-teman tim pengukur kiblat saya di SPBU Siliwangi, Kalibanteng. --Sebenarnya ini tugas Laporan Pengukuran dalam bentuk Narasi sih, tapi nggak apa-apalah aku aplot di blog, buat ngisi2 blog, heee ---
Pengukuran Arah Kiblat Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBU) 44.501.09 Siliwangi
Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) 44.501.09 Siliwangi adalah salah satu SPBU yang berada di kota Semarang. tepatnya yakni di Jalan Siliwangi barat Bundaran Kalibanteng. Meski berdiri diatas tanah yang sebelumnya merupakan bekas bangunan SPBU yang telah lama mangkrak dan tak beroperasi, pihak SPBU mengatakan bahwa SPBU ini adalah tergolong SPBU baru. Hal ini dikarenakan SPBU yang kini berdiri di pinggir jalur pantura tersebut, adalah dibawah manajemen SPBU yang 100 % baru dan atas nama pemilik yang baru pula. Bapak Mukhlis Yata, si empu barunya, membangun ulang SPBU tersebut setelah membelinya dari pemilik sebelumnya. Mulai beroperasi sejak Awal April 2011, SPBU ini selalu ramai didatangi oleh pengunjung baik dari dalam kota maupun luar kota. Hal ini tidak lain karena letaknya yang strategis, yakni di pinggir jalur pantura sebelah barat bundaran kalibanteng, jalur yang tidak pernah sepi dari kendaraan.
Sebagaimana kebanyakan SPBU di pulau Jawa, SPBU Siliwangi juga menyediakan berbagai macam fasilitas pendukung yang disediakan bagi para pengunjungnya. Salah satunya yakni fasilitas Mushola. Fasilitas mushola dikatakan oleh pihak pengelola, merupakan bentuk pelayanan yang disediakan oleh mereka bagi para pengunjung SPBU yang beragama Islam, khususnya bagi mereka yang sedang dalam perjalanan jauh dan ingin melaksanakan ibadah shalat.
Karena bangunan SPBU tersebut masih baru, diakui oleh pihak pengelola SPBU bahwa meskipun telah ada pihak yang secara swadaya berkenan untuk mengurusi mushola tersebut namun belum pernah ada pengecekan arah kiblatnya. Mereka juga menambahkan bahwa selama ini arah kiblat yang mereka gunakan adalah lurus mengikuti bentuk bangunan kantor SPBU yang menjadi satu dengan bangunan toilet dan mushola.
Hal tersebut tentunya menjadi keprihatinan tersendiri bagi kami, mahasiswa Konsentrasi Ilmu Falak. Sebagaimana dikatakan sebelumnya bahwa keadaan SPBU ini yang tidak pernah sepi pengunjung, secara otomatis mengakibatkan musholanya pun selalu ramai digunakan. Tentunya sangat disayangkan apabila mushola yang selalu ramai digunakan oleh masyarakat namun arah kiblatnya masih asal-asalan.
Pada Selasa 20 Desember 2011, pukul 13.30 WIB. Tim pengukur arah kiblat kami yang beranggotakan 6 (enam) orang (Diana Fitriawati, Ibnu Idris, Karina Kusuma Wardhani, M. Zaenuri dan saya) ditambah dengan seorang teman kami (Syauqi Nahwandi) yang bersedia menjadi saksi pengukuran, berangkat menuju ke SPBU tersebut untuk mengecek arah kiblat musholanya. Pengukuran ini kami lakukan setelah kurang lebih dua minggu sebelumnya kami mengadakan survey sekaligus meminta perizinan kepada pihak manajemen SPBU untuk pengukuran mushola mereka. Dan pihak manajemen SPBU pun menyambut baik maksud kami tersebut.
Sekitar pukul 14.00 WIB, kami sampai di lokasi pengukuran. Setelah beberapa saat berbasa-basi dengan pihak manajemen, kami segera bergerak cepat memasang peralatan untuk segera melakukan pengukuran. Hal tersebut tidak lain karena keadaan langit yang terlihat mulai berawan, sehingga mau tidak mau kami harus berpacu dengan waktu sebelum gumpalan awan merebut sinar Matahari dari kami.
Tidak cukup dengan masalah diatas, kami juga dihadapkan dengan dengan masalah GPS yang tidak mau menyala, padahal sudah kami ganti dengan baterai baru. Namun tidak kehabisan akal, dengan modal sebuah laptop dan sebuah modem, kami kemudian mencoba mencari informasi dari internet.
Subhanallah walhamdulillah, seperti kata orang bijak “Niat baik selalu akan dimudahkan”, tidak beberapa lama kemudian kami segera mendapatkan data-data yang kami perlukan. Data jam, kami dapatkan dari www.greenwichmeantime.com. Sedangkan untuk lintang dan bujur lokasi pengukuran kami, kami dapatkan dari fasilitas Google Map dari www.google.co.id. Menjadi mudah pencariannya karena di dalam Google Map untuk fasilitas-fasilitas umum seperti SPBU, telah ditandai oleh pihak Google sendiri, termasuk SPBU yang kami ukur ini.
Berdasarkan data dari Google Map, lokasi pengukuran kami berada di -60 59’ 9.5” LS dan 1100 22’ 55.7” BT.
Berbekal data tersebut, kami segera melakukan perhitungan arah kiblat untuk pengukuran metode theodolit setelah sebelumnya Matahari kami bidik pada pukul 14.40 WIB. Singkatnya sekitar pukul 15.30 WIB, kami selesai melakukan pengukuran arah kiblat mushola tersebut sekaligus penandaan garis-garis shofnya.
Berdasarkan pengukuran tersebut, diketahui bahwa kemelencengan arah kiblat mushola tersebut dari arah kiblat sebenarnya adalah sebesar 290 30’ 34.45” ke arah Selatan. Angka yang cukup besar untuk kemelecengan kiblat.
Setelah menjelaskan kepada pihak manajemen SPBU mengenai hasil pengukuran kami dan besar kemelencengan arah kiblat sebelumnya. Kemudian kami melaksanakan sholat ashar dengan “arah kiblat baru” mushola tersebut, yang tidak lain merupakan hasil ukuran kami. Seusai sholat Ashar, sekitar pukul 16.10 WIB, dengan di iringi hujan gerimis kami kembali ke PP. Daruun Najaah, pondok pesantren kami.
Ada suatu kepuasan tersendiri yang kami rasakan ketika kami melaksanakan solat dengan arah kiblat hasil ijtihad kami sendiri. Pada saat itu pula, kami benar-benar merasakan betapa bermanfaatnya ilmu yang kami pelajari selama ini ketika dapat kita amalkan.
Falak is great....
Kawanan:
Falak,
Scrath on the Sky,
Sketches of My Life
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Orang Protes:
Posting Komentar